Karamah Orang-Orang Shalih
Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim
Karamah Orang-Orang Shalih adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 11 Rabi’ul Awal 1445 H / 26 September 2023 M.
Karamah Orang-Orang Shalih
Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala berkata:
وعن عروة بن الزبير: أنَّ سعيد بن زيد بن عمرو بن نُفَيلٍ – رضي الله عنه – خَاصَمَتْهُ أَرْوَى بِنْتُ أوْسٍ إِلَى مَرْوَانَ بْنِ الحَكَمِ، وادَّعَتْ أنَّهُ أخَذَ شَيْئًا مِنْ أرْضِهَا، فَقَالَ سعيدٌ: أنا كُنْتُ آخُذُ شَيئًا مِنْ أرْضِهَا بَعْدَ الَّذِي سَمِعْتُ مِنْ رسول الله – صلى الله عليه وسلم!؟ قَالَ: مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ الله – صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – يقول: «مَنْ أخَذَ شِبْرًا مِنَ الأرْضِ ظُلْمًا، طُوِّقَهُ إِلَى سَبْعِ أرْضِينَ» فَقَالَ لَهُ مَرْوَانُ: لا أسْألُكَ بَيِّنَةً بَعْدَ هَذَا، فَقَالَ سعيد: اللَّهُمَّ إنْ كَانَتْ كاذِبَةً، فَأعْمِ بَصَرَها، وَاقْتُلْهَا في أرْضِها، قَالَ: فَما ماتَتْ حَتَّى ذَهَبَ بَصَرُهَا، وَبَيْنَما هِيَ تَمْشِي في أرْضِهَا إذ وَقَعَتْ في حُفْرَةٍ فَماتَتْ. متفق عَلَيْهِ.
Dari ‘Urwah bin Zubair bahwasanya Said bin ‘Amr bin Nufail digugat oleh Arwa binti Uwais kepada Marwan bin al-Hakam -yang waktu itu sebagai gubernur-. Wanita itu menuntut bahwa Said telah mengambil sebagian tanahnya. Said lalu berkata: “Apakah aku mengambil tanah wanita ini setelah aku mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan sabdanya?” Marwan bertanya: “Apa yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?” Ia menjawab: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah dengan cara yang dzalim, maka akan dikalungkan di lehernya pada hari kiamat kelak dengan tujuh lapis tanah.”
Marwan lalu berkata: “Saya tidak akan meminta bukti darimu setelah mendengar ini.” Said lalu berdoa: “Ya Allah, seandainya wanita itu dusta, maka butakanlah matanya dan binasakanlah dia di tanahnya sendiri.” ‘Urwah berkata; “Tidaklah wanita itu meninggal kecuali setelah dia buta, dan ketika ia sedang berjalan di tanahnya, dia jatuh, kemudian meninggal di situ.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim dari Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar, yang isinya semakna dengan hadits di atas, bahwasanya ia melihat wanita tadi dalam keadaan buta memegang tembok ketika berjalan sambil berkata: “Aku ini tertimpa doanya Sa’id.” Selanjutnya ketika wanita melalui sumur di tanah yang dia gugat, kemudian ia terjatuh di sumur tersebut, dan dia meninggal.
Ini di antara contoh tentang doa seorang yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka hati-hati terhadap doa seorang yang terdzalimi, apalagi orang-orang yang shalih. Kita harus waspada. Jangan sampai berbuat sesuatu yang akan bedampak buruk kepada diri kita.
Hadits ini menjelaskan kepada kita keutamaan Said bin Zaid Radhiyallahu ‘Anhu dan karamah yang Allah berikan kepada beliau, yaitu doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Disebutkan bahwa beliau adalah seorang yang Allah berikan karamah kepadanya. Karena beliau betul-betul orang yang berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau melaksanakannya, baik ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hidup maupun setelah wafatnya. Said bin Zaid tetap berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Hadits berikutnya:
وعن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما، قَالَ: لَمَّا حَضَرَتْ أُحُدٌ دعَانِي أَبي من اللَّيلِ فَقَالَ: مَا أُرَاني إِلاَّ مَقْتُولًا في أوْلِ مَنْ يُقْتَلُ من أصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – وإنِّي لا أَتْرُكُ بَعْدِي أَعَزَّ عَلَيَّ مِنْكَ غَيْرَ نَفْسِ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وإنَّ عَلَيَّ دَيْنًا فَاقْضِ، وَاسْتَوْصِ بِأَخَوَاتِكَ خَيْرًا، فَأصْبَحْنَا، فَكَانَ أَوَّلَ قَتِيلٍ، وَدَفَنْتُ مَعَهُ آخَرَ في قَبْرِهِ، ثُمَّ لَمْ تَطِبْ نَفْسِي أَنْ أتْرُكَهُ مَعَ آخَرَ، فَاسْتَخْرَجْتُهُ بَعْدَ سِتَّةِ أشْهُرٍ، فإذا هُوَ كَيَوْمِ وَضَعْتُهُ غَيْرَ أُذنِهِ، فَجَعَلْتُهُ في قَبْرٍ عَلَى حِدَةٍ. رواه البخاري.
Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhuma, katanya: “Ketika menjelang perang Uhud, pada malam harinya ayahku memanggilku, lalu berkata: “Aku berfirasat bahwasannya besok aku adalah orang pertama yang terbunuh di antara sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang aku tinggalkan yang paling bernilai bagiku melebihi engkau kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bahwasannya aku memiliki hutang, maka lunaskanlah hutangku dan tolong jaga saudari-saudarimu dengan baik.”
Kemudian ketika terjadi peperangan di pagi hari, ayahku adalah orang pertama yang terbunuh. Aku kuburkan ayahku bersama orang lain dalam satu kubur. Kemudian hatiku tidak tenang kalau aku biarkan dia bersama yang lainnya, setelah enam bulan, aku keluarkan dia dari kuburnya, ternyata kondisinya tetap sama seperti hari ketika aku menguburkannya, kecuali dua telinganya. Maka aku membuat kuburnya secara sendirian.” (Riwayat Bukhari)
Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang kemuliaan yang Allah berikan kepada Abdullah ayahnya Jabir.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53412-karamah-orang-orang-shalih/